Sabtu, 22 Januari 2022

KARYA EKO PRAWOTO SANG TOKOH ARSITEKTUR NUSANTARA


 


Eko Prawoto

Ir. Eko Agus Prawoto M.ARCH, IAI. Atau dikenal dengan Eko Prawoto adalah sesorang arsitek sekaligus dosen disalah satu universitas swasta di Yogyakarta. Beliau lahir di Yogyakarta tahun 1959 yang dikenal karena karya karyanya terkesan “melawan arus”. Selama perjalanan karirnya di dunia arsitektur, beliau telah mendesain beberapa bangunan (gereja,hunian, galeri seni, dan cafe) dan mengadakan pameran skala internasional di beberapa negara di dunia. Eko Prawoto ini memiliki tokoh idolanya, yaitu YB Mangunwijaya atau Romo Mangun (alm), dikarenakan pandangan Romo Mangun terhadap keberpihakan pada yang terpinggirkan oleh arus utama.

Eko Prawoto dikenal dengan karya-karyanya yang beda dari arsitek pada umumnya. Beliau memilihi untuk mengikuti lngkah YB Mangunwijaya atau Romo Mangun (alm) yang mengarah pada arsitektur humanisme. Yaitu arsitektur yang berpihak pada ‘memanusiakan’ user yang terpinggirkan oleh gemerlap pembangunan yang mengejar moderenitas. Karya arsitekturnya menjadi fenomena yang menarik lantaran kepolosannya. Atau bisa diibaratkan, bersolek dengan apa yang ada dan tersedia. Bagi Eko, arsitektur bukan sebuah entitas lepas yang berawal dan berakhir dalam dirinya sendiri. namun lebih sebagai ‘platform' untuk menganyam lagi aspek sosial, budaya dan lingkungan.

Eko Prawoto pernah berkata “Saya percaya bahwa kita manusia tidak bisa hidup tanpa alam. Jauh di lubuk hati keberadaan kita selalu menjadi bagian dari alam, kita membutuhkan alam. Ada bahasa universal yang dipahami oleh semua orang. Mengapa menjadi pengalaman emosional bagi kita ketika berjalan di bawah pohon, melihat burung terbang, mendengar bisikan angin, menatap ombak yang tak henti-hentinya, atau melihat setetes embun yang bersinar di ujung daun kecil, Perasaan itu tidak ada hubungannya dengan tingkat pendidikan kita atau berapa banyak uang yang kita miliki di bank. Saya hanya ingin menjaga koneksi yang mendefinisikan keberadaan kita. Kami tidak lengkap tanpanya”

 

Karya Eko Prawoto

Salah satu karnyanya yang menjajahi pameran skala internasional adalah "WORMHOLE" Instalasi Bambu Karya Eko Prawoto di Singapore Biennale 2013.

“WORMHOLE” buatan eko prawoto membuat pemandangan kota singapura lebih menarik dengan instalasi bambu yang terbuat dari tiga struktur bambu berbentuk kerucut di halaman museum nasional singapura.

'wormhole' adalah bagian dari singapore biennale 2013. Eko Prawoto juga merupakan salah satu tamu khusus yang diundang untuk berkarya menciptakan instalasi dengan material bambu pada Lombok International Bamboo Festival pada tanggal 1-8 Desember 2013. 'lubang cacing' buatan eko prawoto menekankan pemandangan kota singapura dengan memasang tiga struktur bambu berbentuk kerucut di halaman museum nasional singapura. instalasi imersif mengundang pemirsa ke dalam interior misteriusnya, yang hanya terlihat melalui celah kecil di sepanjang sisinya yang terbuka seperti halaman buku. secara tematis, perjalanan waktu tercermin di dalamnya melalui detail artistik: awan yang bergerak dapat dilihat melalui lubang melingkar di mahkota kerucut dan bau serta tekstur bambu yang khas mengingatkan pada masa lalu ketika bahan tersebut digunakan secara luas. estetis, patung walk-in mensimulasikan kontur pegunungan, yang asli Indonesia, tetapi sangat jarang di Singapura. cerita rakyat indonesia menganggap gunung sebagai poros meditasi antara bumi dan langit, sebuah ide yang mempengaruhi nama karya seni; lubang cacing adalah lubang hipotetis di galaksi, yang memungkinkan perjalanan waktu dan ruang.

 

Kesimpulan Karya Eko Prawoto

Dalam mendesain Eko Prawolo memiliki ciri tersendiri. Berbeda dengan arsitek kebanyakan yeng mendasain dengan material baru, Eko lebih memilih malerial daur ulang yang masih layak digunakan.

Di beberapa bangunan yang pernah ia desain, muncul suatu tipologi yang menjadi keunikan tersendiri. Eko mendesain bangunan menggunakan perspektif yang menegaskan bahwa bangunan sebagai kebutuhan untuk melakukan transformasi hidup yang lebih baik. Hidup dengan keberlanjutan, untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.

Untuk menciptakan desain yang berkelanjutan, Eko mengkonfigurasikan ruang, struktur, materail dan elemen dekoratif. Empat elemen tersebut digunakan untuk menyelaraskan bangunan dengan Ingkungan sekitarya.

Konfigurasi ruang yang dimaksud yaitu penataan ruang yang dibuat komunal mewadahi berbagai interaksi dari user bangunan. Untuk struktur bangunan banyak menggunakan Bahan dari alam, seperti kayu, bambu, batu alam. maupun dari batu bata bekas.

Sedangkan untuk elemen dekoratifnya, Eko banyak mengekspos detail sambungan. Baik sambungan kayu yang berbeda penampang, maupun sambungan kayu dengan batualam.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://issuu.com/windproject/docs/5180911128_winda_ayu_f_dai_sai_c

http://www.teksturepublisher.com/2013/11/wormhole-bamboo-installation-by-eko.html

http://pendidikanseniter.blogspot.com/2016/07/instalasi-bambu-karya-eko-prawoto-di.html

https://www.esplanade.com/offstage/researchers/explore/eko-prawoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KARYA EKO PRAWOTO SANG TOKOH ARSITEKTUR NUSANTARA

  Eko Prawoto Ir. Eko Agus Prawoto M.ARCH, IAI. Atau dikenal dengan Eko Prawoto adalah sesorang arsitek sekaligus dosen disalah satu univers...